Rabu, 05 September 2012

MODEL PEMBELAJARAN TERPADU TIPE NESTED (TERSARANG)


MODEL PEMBELAJARAN TERPADU TIPE NESTED (TERSARANG)
(Dari buku How to Integrate Curricula karangan Robin Fogarty dan Model Pembelajaran Terpadu karangan Trianto M.Pd)

The Nested Model (Model Tersarang) model pembelajaran terpadu yang merupakan pengintegrasian kurikulum dalam satu disiplin ilmu dengan memfokuskan pada sejumlah keterampilan belajar yang ingin dilatihkan oleh guru kepada siswa dalam satu unit pembelajaran untuk ketercapaian materi pelajaran (content) yang meliputi keterampilan berfikir (thinking skill), keterampilan sosial (social skill), dan keterampilan mengorganisir (organizing skill) Fogarty (1991: 23).
Dengan mengetahui cakupan setiap mata pelajaran, maka guru dapat mencapai berbagai kecakapan. Misalnya: kecakapan di bidang sosial, kecakapan berpikir, dan kecakapan memahami isi pelajaran secara lebih spesifik. Suatu gagasan besar yang dikemukakan oleh guru-guru. Dimana mereka menemukan adanya ketimpangan yang sangat jauh antara suatu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya. Di satu sisi ada mata pelajaran yang dapat menumbuhkan berbagai kecakapan berpikir dan berinteraksi, namun dalam mata pelajaran lainnya sangat miskin.  Dengan model nested ini, melalui perencanaan yang matang dan cermat diharapkan tujuan belajar siswa dapat tercapai dengan mudah. Misalnya, suatu mata pelajaran dalam sistem kurikulum mempunyai tujuan untuk menjelaskan tentang konsep “sistem”. Maka konsep tersebut harus berorientasi pada dunia nyata, sehingga mudah dipahami oleh siswa bagian per bagian dalam konsepnya. Selanjutnya, guru dalam menyampaikan konsep tersebut harus memasukkan kecakapan berfikir baik dalam sebab maupun akibatnya. Sehingga siswa lebih menekankan pada sebab-sebab dan akibat-akibat sebagai tujuan belajar yang harus dicapai.
Kecakapan yang lain misalnya kecakapan sosial seperti kecakapan bekerja sama harus dimasukkan dan menjadi tekanan khusus selama bekerja sama dalam kerja kelompok di dalam kelas. Juga dalam hal pembuatan bagan, dapat dimasukkan suatu kecakapan mengorganisasi dalam pembelajaran di kelas. Dalam menjelaskan suatu materi pelajaran, diharapkan di dalam pikiran guru “bersarang” beberapa kecakapan yang dapat diterapkan dalam pembelajarannya, sehingga memperkaya kandungan isi materi pelajaran tersebut.
Tiga kelompok kecakapan yang dapat dimasukkan dalam pembelajaran dapat kita perhatikan pada tabel berikut ini.
Kecakapan berpikir
Kecakapan sosial
Kecakapan mengorganisasi
1.      memprediksi
2.      menyimpulkan
3.      membandingkan
4.      mengelompokkan
5.      merata-rata
6.      menyusun hipotesa
7.      memprioritaskan
8.      mengevaluasi
1.      mendengar dg perhatian
2.      mengklarifikasi
3.      mengungkapkan
4.      membesarkan hati
5.      menerima gagasan
6.      menolak
7.      pandangan setuju
8.      meringkas
1.      jaringan
2.      diagram Venn
3.      bagan
4.      siklus
5.      bagan setuju / tidak
6.      daftar / matrik
7.      peta konsep
8.      membuat kerangka
Gambar 1. Unsur-unsur Keterampilan Berpikir, Keterampilan Sosial, dan Keterampilan Mengorganisasi (Fogarty, 1991: 25)


Oval: Charts (organizing skill)















Gambar 2. Model Nested pada Konsep Genetika (Fogarty, 1991: 28)

Silahkan jadikan referensi saudara, tapi ingat kutiplah dengan etika masyarakat berilmu. .

BALING BALING GENETIKA


BALING BALING GENETIKA
ALAT PERAGA SEDERHANA UNTUK MEMBUKTIKAN HUKUM MENDEL DAN MEMAHAMI PERSILANGAN DALAM GENETIKA
(Created by: Prantona Jasera)

1.1 Fungsi dan Prinsip Kerja
Genetika adalah salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari pewarisan sifat dan keturunann (hereditas). Karena sulitnya dalam memahami konsep persilangan dalam gen, maka kami mencoba mempermudah dengan menggunakan baling-baling genetika. Baling baling genetika ini digunakan untuk meniru segregasi bebas pada hukum Mendel, dalam kata lain dapat membuktikan hukum Mendel I dan II. Selain itu, alat peraga ini dapat digunakan dalam simulasi baik persilangan dengan satu sifat beda (monohibrid), persilangan dengan dua sifat beda (dihibrid), maupun persilangan semu hukum Mendel.

1.2 Desain
 
 
                               
Persilangan Dihibrid                                                   Persilangan Monohibrid
    
1.3 Alat dan Bahan
- Kardus 1 lembar
- Sedotan warna merah dan putih
- Penggaris
- Gunting
- Spidol hitam
- Jarum Pentul

1.4 Cara Membuat
- Menyiapkan alat dan bahan
- Memotong kardus berbentuk kubus dengan ukuran 9x9 cm, kemudian dibentuk baling-baling yang mempunyai empat sisi yang ukuran sisinya masing-masing 3x3 cm
- Menuliskan sifat (gamet) pada masing-masing sisi sesuai dengan persilangan yang akan dilakukan
- Menempelkan baling-baling pada sedotan dengan memakai jarum pentul

1.5 Cara Menggunakan
- Mensejajarkan baling-baling dan memutarnya
- Setelah berhenti, mencatat gamet yang saling berpasangan (berdekatan) pada kolom hasil pengamatan
- Melakukan berulang kali sesuai dengan persilangan yang dilakukan (misal: 50 kali)
- Semua hasil persilangan diuji kebenarannya dengan rumus hukum Mendel

1.6 Saran Pembelajaran
Media ini adalah salah satu media yang paling murah karena dibuat dengan menggunakan barang barang bekas, tetapi cukup efektif untuk mempermudah proses pemahaman dan pembelajaran tentang genetika. Media ini dapat digunakan di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), ataupun di Perguruan Tinggi (PT).

1.7 Rincian Biaya
            Dalam pembuatan media ini, tidak mengeluarkan biaya karena alat dan bahan yang digunakan adalah barang barang bekas, seperti kardus bekas dan sedotan bekas, sedangkan alat lainnya adalah alat yang biasa digunakan sehari-hari sehingga tidak perlu membeli.

SEMOGA MENJADI INSPIRASI BAGI ANDA ^_^